Bulan Juli adalah bulan pertama masuk sekolah bagi murid-murid sekolah. Di lembaga-lembaga PAUD, suasana sekolah biasanya menjadi tempat yang sibuk dan ramai karena tempat ini tidak hanya dipenuhi guru, murid saja namun ada orang tua murid yang mengantarkan putra putrinya.
Interaksi guru dengan orang tua di awal Tahun Pelajaran adalah hal yang rutin yang selalu dilalui oleh para guru. Guru-guru ini tidak hanya sibuk berkenalan dengan murid-murid barunya selain tujgas utamanya memberikan pembelajaran kepada anak tetapi juga harus berinteraksi berkenalan dan berbagi cerita dengan orang tua murid.
Kejadian anak menangis dan tidak mau ditinggal oleh pengantarnya atau ibunya adalah hal yang biasa terjadi sehingga tidak jarang bulan pertama masuk sekolah orang tua ikut duduk di kelas menemani anaknya yang menangis bila ditinggal.
Hal-hal tersebut merupakan kejadiaan yang umum terjadi di awal Tahun Pelajaran terutama di tingkat PAUD dan SD. Sekolah tertentu biasanya membatasi waktu penyesuaian ini dari mulai 2 minggu hingga 1 bulan, sampai akhirnya tidak boleh menunggui anaknya lagi.
Bagaimana mengkondisikan lingkungan agar kejadian di atas berkurang atau tidak terjadi? Di bawah ini ada beberapa petikkan dari beberapa media on line mengenai beberapa trik yang bisa diambil oleh para guru dan orang tua agar murid atau putra-putrinya secara cepat bisa menyesuaikan dalam aktivitas di sekolah.
Penyebab Anak Takut sekolah
WordPress.com mengupas mengenai bagaimana melepas balita di sekolah karena bukan soal mudah mengantarkan anak usia batita/balita masuk playgroup atau TK. Sebab, ia harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Padahal, tak semua anak bisa gampang beradaptasi. Dari pihak orang tua, tidak sedikit pula yang justru tak rela melepas anaknya “sekolah” karena khawatir anaknya terjatuh kala bermain atau didorong temannya.
Orang tua tetap perlu mengantar anak ke “sekolah” karena ini menyangkut soal pembiasaan. Kalaupun di hari-hari berikutnya ada sekolah-sekolah yang bersikap tegas hanya membolehkan orang tua menunggu di luar, sampaikan informasi ini pada anak. Guru pun harus bisa menarik perhatian anak agar tidak terfokus pada ketiadaan pendampingan orang tuanya dengan bermain. Di saat asyik bermain dengan teman-temannya niscaya ia akan lupa.
Sedangkan Pondokibu.com menyampaikan bahwa ketika anak menghadapi suatu pengalaman yang tidak menyenangkan di sekolahnya. Jangan jadikan lingkungan sekolah sebagai alasan anak diijinkan tidak sekolah. Bagaimanapun juga harus dicari penyebabnya. Apabila anak takut sekolah lantaran alasan masalah teman, guru bisa membantu mencarikan teman yang kurang lebih setipe dengan anak tersebut. Guru juga bisa mendekati dengan apa yang disukai anak tersebut dengan mencari informasi dari orang tua tentang apa yang disuakai dan tidak disukai anak sehingga guru bisa cepat mengakrabi anak.
Saran dan Tip untuk Orang Tua
Disarankan para orang tua sudah melaksanakan pencegahan agar putra-putrinya balita tetap mau sekolah. Pertama yang harus dilakukan orang tua adalah membantu anak untuk merasakan ketenangan dan rasa aman terlebih dahulu dan kerja sama dengan guru, dan berikan tenggang waktu kepada anak supaya mereka tidak kebablasan rewelnya. Obat yang paling mujarab yang membuat anak merasa senang bersekolah adalah dengan memberikan pujian atas kehebatannya, khususnya saat anak sedang tidak rewel; dan ingat, kerja sama dengan guru juga sangatlah penting.
Jadi, agar anak tidak terlalu rewel saat mendapati lingkungan barunya, yaitu sekolah maka disarankan pertama adalah sebaiknya memilih sekolah yang dekat dari rumah. Hal-hal lain yang penting yang harus dilaksanakan orang tua adalah :
1. Jangan merusak “Mood” anak sejak bangun tidur, dengan memarahi atau membuat anak menangis.
2. Antarkan anak ke sekolah, ciptakan suasana yang menyenangkan saat di perjalanan ke sekolah.
3. Jika anak takut di tinggal, temani anak di dalam kelas, biasanya di hari pertama atau minggu pertama pihak sekolah mengijinkan orang tua masuk. Pelan-pelan Anda coba jaga jarak, dari duduk di samping, kemudian di belakang kelas, kemudian di luar kelas tapi pada posisi anak bisa melihat Anda. Sampai akhirnya anak Anda bisa menyesuaikan diri dan bisa di tinggal.
4. Jika pihak sekolah tidak mengijinkan masuk ke dalam, cukup antar anak sampai masuk kelas & Jemput sebelum anak keluar kelas.
5. Dan jangan lupa, ajak anak Anda berdo’a agar dia berani.
Konsistensi Orang Tua & Keterlibatan Guru
Lebih jauh lagi, Nakita (tabloid anak) menjelaskan beberapa hal sebagai berikut untuk diperhatikan orang tua dan guru :
1. Konsisten
Banyak orangtua yang menarik anak dari kelas ketika anak bereaksi negatif. Hal ini tidak boleh orang tua lakukan karena tidak mengajarkan padanya untuk menghadapi tantangan dan tidak menganggap belajar itu hal yang penting. Orang tua disarankan hanya cukup konsisten setiap hari untuk mengantar dan jemput saja. Latih si kecil dari sebelum masuk sekolah untuk tidak perlu merasa takut dan khawatir. Saat berpisah, jangan terlalu berlama-lama mengucapkan selamat tinggal. Beritahu padanya bahwa Ananda akan dijemput kembali. Lakukan hal yang sama dan konsisten setiap harinya.
2. Guru harus terlibat sebelum masuk sekolah.
Tidak hanya orang tua yang harus memperhatikan ini.Saling mengenal antara guru dan murid akan membantu proses ini. Sebelum masuk sekolah, pastikan guru di sekolah memahami kebiasaan anak sehingga anak terebut bisa berantisipasi untuk menghadapi si kecil. Informasi yang dibutuhkan guru dan akan membantu percepatan sosialisasi anak di sekolah seperti informasi mengenai jadwal ke toilet, warna kesukaannya, kegiatan yang paling ia suka serta alergi yang diderita anak. Info-info ini sangat dibutuhkan guru dalam menangani.
3.Jangan menyelinap pergi
Anak akan lebih merasa takut ketika orang tuanya tiba-tiba menghilang. Saat sampai di sekolah, jangan biarkan anak sibuk dengan Mama dan mainannya. Bantu si kecil berkenalan dengan lingkungan sekolah dan teman-temannya. Hal ini akan membantu mengalihkan pikirannya. Sebelum pergi, tak ada salahnya mencium dan memeluknya. Ini sebagai isyarat padanya bahwa ia akan baik-baik saja.
4.Jangan membanding-bandingkan
Orang tua dan guru tak perlu membandingkan temannya yang tidak menangis saat ditinggal oleh orangtuanya di sekolah. Bagaimanapun juga harus menghormati proses yang dilalui si kecil sebab setiap anak punya kemampuan masing-masing. Bukan sebuah masalah anak menangis saat awal masuk ke sekolah. Ini adalah cara yang memang harus dilalui sebagai transisi. Proses ini mungkin saja memakan waktu hingga 3 bulan.
5. Siapkan barang kesayangannya
Orang tua bisa menyisipkan barang kesukaannya seperti jaket atau apapun. Jika tidak memungkinkan membawanya ke sekolah, Orang Tua bisa menyiapkan bekal makanan kesukaannya. Hal ini akan membantu anak mendapatkan kenyamanan di melalui barang tersebut. Cara ini mungkin hampir dilakukan oleh orangtua agar anak tidak menangis di sekolah. (RIN)
Sumber :